Pages

Sabtu, 19 Maret 2011

Kecelakaan Tragis

Kematian pasti akan menghampiri setiap insan manusia yang hidup di muka bumi ini tak terkecuali sepupu gue tercinta "GRIFIN LEUNUFNA".  
Rabu, 16 Maret 2011  dia dipanggil pulang kepangkuan Bapa di Sorga lewat sebuah kecelakaan yang sangat tragis. Kira-kira sekitar pukul 20.11 WIT, gue mendapat kabar kematian itu dari saudara gue yang bernama Rafel lewat telpon. Dia nangis sambil mengucapkan beberapa kata yang saat itu seperti menabrak gue yang sedang mengerjakan tugas karya ilmiah.
"Haah, Ipin meninggal ?" tanya gue dengan penuh kecemasan. 
"Iaa, Ipin meninggal akibat kecelakaan dengan motor," kata Rafel. Gue langsung shock mendengar semua penuturan Rafel.
Selang beberapa detik, gue diberitahukan dengan kabar yang sama oleh beberapa kerabat gue. Ya, sepupu gue meninggal di dalam usia 16 tahun 9 bulan 5 hari. Usia yang terbilang masih sangat muda.
Di saat itu pula gue diem lama dan di saat itu juga gue sadar bahwa, we are not invincible.
Sebelumnya, gue selalu menganggap kematian sebagai suatu hal yang jauh dari diri gue. Gue selalu berpikir, “Well, men, gue masih 16 tahun, gue gak mungkin kenapa-kenapa! Orang jarang ada meninggal umur 16 tahun. Gue bakal mati karena tua.” Sekarang, kematian sepupu gue ini seperti semacam wake-up call bagi gue. Bahwa no, you are not invicible. It could be you. Umur gak ada yang tahu.

So, keesokan harinya,
I came to him funeral.

Dan sewaktu gue sampai di rumah duka, gue melihat jasad sepupu gue yang terbaring di tempat pembaringan terakhirnya. Gue menatap wajahnya dengan hati yang sangat hancur, tapi apa yang gue lihat ?
Dia seolah-olah tersenyum pada gue dan memfirasatkan bahwa, "Udahlah saudaraku ! Relakan kepergian gue. Gue udah tenang di sana." 

As I looked out, di kursi yang disediakan untuk pelayat, gue melihat bermacam-macam orang datang ke sana, tapi mereka punya satu kesamaan : they want to see him for the last time.

Sehabis pemakaman, gue ngerasa kecil. Gue ngerasa gue harus make something out of life. Badan ini dipinjamkan. Setiap tarikan napas, adalah satu tarikan napas lagi mendekati kematian. Kita harus ngebuat lebih banyak karya, lebih banyak menikmati hidup, lebih banyak mengambil kesempatan. Hidup ini cuman sekali. Akan sangat sayang untuk kita buang begitu aja. I have to enjoy life. 

And, mungkin gue suatu hari bakalan mati, tapi gue pengen ngebuat sesuatu yang enggak bakal mati. Katanya Chuck Palahniuk, “The goal is not to life forever, but to create something that will.” Hidup terus. Dengan apa pun.

Dan sewaktu hidup, gue gak mau jadi semacam jiwa yang memenuhi bumi ini,
menyesaki kota ini,
sama-sama makan, minum, berak, bicara. Untuk apa ?
Gue mau jadi spesial.
Or, I wan’t to die special.

Goodbye Ipin,
you are special to Us all. :'((


 **
Satu-satunya foto Alm. Grifin Leunufna yang gue punya























5 komentar:

Dezilen mengatakan...

"Tidak ada yang abadi di dunia ini.
Kematian hanyalah satu sisi lain dari kehidupan dan bukan merupakan sebuah akhir.."

Kalimat itu pernah saya dengar dari seseorang

Turut berduka ya, Theo...

ian mengatakan...

Turut berduka ..........

smoga ipin slalu berada disisi Tuhan dgn penuh ketenangan dan kedamaian

Theofilio Leunufna mengatakan...

Makasih ya atas ucapan belasungkawanya.
Amin !! Semoga dia tenang disisi Tuhan.

en mengatakan...

kerren dek,,, turut berduka cita,,,
kejadian ne juga membuadq kehilangan.

Theofilio Leunufna mengatakan...

@en Iaa kak, makasih
Semoga dia tenang di sisi Tuhan :)

Posting Komentar

 
Share |